Omong-Omong di Belakang

Semua binatang memiliki keunikan masing-masing

 

    Bunyi dedaunan yang bergerak-gerak membuat Olay dan Celeb menghentikan obrolan mereka. Keduanya sedang bertengger di salah satu cabang pohon favorit mereka, pohon kayu hitam. 

    "Woi siapa itu?" teriak Olay sambil mendongak melihat siapakah yang menganggu acara mereka. 
    "Jangan ganggu kami, dong!" Celeb ikut bersuara. Ia kibaskan ekornya. Jambul hitamnya ikut bergerak lucu.

    Ternyata Jepi si jerapah sedang menarik-narik daun di pohon dengan mulutnya. Lidahnya yang panjang menjulur, melilit daun-daun. Kemudian dengan lidahnya pula ia masukkan dedaunan itu ke mulut. 
    Tiba-tiba ia menurunkan leher ke arah Olay dan Celeb. Dua ekor monyet yaki itu terkejut.
    "Jepi, hati-hati kalau memanjangkan leher!" protes Olay. "Jangan membuat kami terkejut lagi."
    "Hehehehehe maaf. Kalian sedang ngobrolin apa sih? Kelihatan serius sekali," tanya Jepi sambil mulutnya terus mengunyah daun-daun. "Nyam ... nyam ... Jangan mikir terlalu serius. Nanti cepat tua. Ingat, kalian itu binatang yang hampir punah."

    Jepi cekikikan di akhir kalimatnya. Membuat Olay dan Celeb melotot.  
    "Apakah kamu sudah lama berdiri di belakang situ? Apakah kamu mencuri dengar obrolan kami?" tanya Celeb. 
    Jepi masih asyik mengunyah. Pipinya bergerak ke kanan dan kiri. "Tidak. Aku tidak mendengar apa-apa. Sungguh!"

    Celeb tidak puas dengan jawaban Jepi. Ia yakin, Jepi sudah cukup lama ada di belakang dan pasti mendengar apa yang ia serta Olay obrolkan. Jepi pasti berbohong. 
    "Teruskan saja mengobrol. Aku akan pindah ke pohon lain saja."
    Dengan gerakannya yang santai, Jepi melangkah meninggalkan Olay dan Celeb. Pohon santigi lebih memikat hatinya.
 Sepeninggal Jepi, Olay saling berpandangan dengan Celeb.

     "Gawat nih kalau Jepi sampai menyebarkan apa yang kita obrolkan tadi," ujar Celeb sambil garuk-garuk jambulnya. Setelah digaruk-garuk, bentuk jambul Celeb menjadi aneh. Olay tertawa melihatnya. 
    "Jambulmu jadi aneh sekali," kata Olay sambil menunjuk jambul Celeb. 
    "Jangan menghina jambul. Bisa kualat kamu! Jambul ini ciri khas kita."
    Olay mengangguk-angguk tetapi belum bisa menghentikan tawanya. Jambul memang menjadi ciri khas monyet yaki, selain warna tubuhnya yang hitam dengan pantat merah muda. Monyet yaki juga dikenal dengan nama monyet wolai atau monyet hitam Sulawesi karena berasal dari Sulawesi. 

    "Biarkan saja kalau Jepi menyebarkan. Yang penting, apa yang dia katakan tidak ditambah-tambahi atau dikurangi. Bisa bahaya," begitu kata Celeb. 
    "Bagaimana kita bisa mengetahuinya?"
    "Gampang. Kita tanya saja kepada Oxy si burung oxpecker yang sering bersembunyi di ketiak jerapah si Jepi itu," Celeb menjelaskan. 
    "Ide yang bagus. Baiklah."

    Burung oxpecker memang merupakan burung kecil berwarna coklat yang sering kali bersembunyi di ketiak jerapah. Mereka membersihkan rambut-rambut jerapah. 

    Hutan cantik tempat hidup banyak binatang itu sudah cukup gelap ketika Olay dan Celeb menuju rumah mereka. Di perjalanan pulang, mereka sempat melihat Jepi yang beristirahat di area hutan terbuka. Itu memang tempat favorit Jepi dan para jerapah lainnya. Dari kejauhan, Jepi berteriak,"Aku tahu siapa yang kalian bicarakan!"

    Nadanya usil sekali. Apalagi ia tertawa keras dan puas setelah mengucapkan kalimat itu. Olay dan Celeb gemas. Hampir saja Olay mendatangi Jepi. Akan tetapi Celeb menahannya. "Tidak usah dihiraukan. Ayo pulang!" 
                                                        ***
    Pagi datang dan para binatang penghuni hutan seolah bergantian menjaga hutan. Kelompok binatang nokturnal, mulai tidur. Sementara itu kelompok binatang yang aktif di siang hari, diurnal, bangun dan berkegiatan.  

    Matahari bersinar cerah.  Olay dan Celeb berniat bermain dan nangkring lagi di pohon favorit mereka. Di tengah jalan, ia bertemu Landi si landak dan Akung si kungkang. Tumben mereka muncul di pagi hari, pikir Olay. Bukankah landak dan kungkang juga termasuk binatang nokturnalWajah Landi dan Akung juga tidak seperti biasanya. Kali ini sepertinya ada yang aneh.

    "Hei Landi. Hai Akung. Mau kemana kalian?Bukankah ini jam tidur kalian?" tanya Olay. 
    Akung melipat tangannya. Wajahnya yang biasanya terlihat mengantuk, sekarang nampak lebih serius. Landi maju perlahan. Duri-duri di tubuhnya terlihat lebih menegak. 
    "Mereka sepertinya sedang marah," bisik Celeb ke telinga Olay. "Uk ak uk ak ... bagaimana ini, Olay? Pasti Jepi sudah memberi tahu mereka. Benar dugaanku. Jepi tidak mungkin tidak mendengar obrolan kita."
    "Ssstt ... diam dulu. Biarkan aku berpikir."

    Celeb terlihat sangat tidak tenang. Ia bergerak sambil menggaruk-garuk jambulnya. Sementara itu Akung dan Landi semakin mendekat. Keduanya berhenti satu meter di hadapan Celeb dan Olay.
    "Apa kabarmu, Landi? Kamu terlihat cantik sekali," Olay berkata sambil berusaha tersenyum manis. 
    Merasa terancam, Landi tiba-tiba berbalik badan. Ia seperti menunjukkan kepada Olay dan Celeb, duri-durinya yang panjang dan tajam. Landi sedang menakut-nakuti Celeb dan Olay.
    "Landi, apakah kamu marah? Apa salah kami?" tanya Celeb takut-takut.
    "Begitulah jika landak sedang marah," bisik
Olay. 

    Memang begitu jika landak marah. Ia mundur sambil mengeluarkan suara. Menunjukkan duri-durinya. Jika musuhnya tetap tidak takut, maka landak akan menancapkan durinya ke tubuh musuh. 

    "Bicara dong, Landi dan Akung supaya kami mengerti," pinta Olay.
    "Kamu takut dengan duriku?"tanya Landi."Kamu tahu mengapa tubuhku berduri?"
    Perlahan-lahan Celeb mendekati Landi. Ia mengamati tubuh Landi yang memang terlihat aneh. Sebagian tubuhnya dipenuhi duri. Panjang durinya ada yang pendek berwarna hitam dan coklat tua. Ada juga duri yang panjang. Berwarna hitam, coklat dan putih ."Tubuhmu hanya separuh yang berduri."
    "Karena aku landak jawa."
    Celeb mengangguk-angguk. Olay ikut-ikutan mendekat dan mengamati tubuh landak jawa itu. 
    Tiba-tiba saja Landi membalikkan tubuhnya sambil berteriak,"Aku landak jawa dan aku marah pada kalian!"
   "Hoa!" Olay dan Celeb terkejut.
     Mereka berdua langsung melompat ke cabang pohon yang lebih tinggi. Akung yang melihat tertawa keras.
     Sambil bergelantung, Olay bertanya,"Apa salah kami?"
    "Apa salah kami?" Akung menirukan cara bicara Olay. "Kalian membicarakan keburukan kami di belakang kami. Iya kan?"
    Akung mendongak sambil berkacak pinggang. "Kalian bilang wajahku jelek. Wajah mengantuk. Jalanku sangat lambat ... bicaraku juga lambat ... aaarhg padahal tidak lambat-lambat amat."

    Olay hendak bersuara tetapi Akung keburu melanjutkan kalimatnya. "Kalian bilang pupil mataku sangat besar dan jelek. Kalian juga bilang, bahkan untuk berkedip pun aku sangat lambat. Menyebalkan."
    Buru-buru Olay menyela,"Eh ... tunggu! Stop! Dari siapa kalian mendengar kami membicarakan keburukan kalian? Jepi?"
    "Kami tidak mengatakan pupil mata Akung sangat besar dan jelek," bela Celeb. "Meskipun memang matamu begitu." Celeb tertawa pelan. Lalu cepat-cepat ia tutup mulutnya dengan telapak tangan. 
    "Kalian juga bilang kan kalau aku ini jorok dan karena sangat lambat, kepalaku ditumbuhi ganggang dan jamur," ujar Akung lagi.
    "Nah, Jepi menambah-nambahkan lagi. Kami tidak mengatakan begitu. Meskipun kenyataannya juga begitu, bukan?"
    Landi ikut bersuara."Apakah Jepi juga bilang aku tidak bisa melihat?"
    Celeb langsung menggeleng-gelengkan kepala."Sungguh, tidak! Kami ... kami hanya bilang tubuhmu memang aneh. Separuh berduri dan menyeramkan." Setelah mengucapkan itu, Celeb langsung menutup mulutnya. Ia takut Landi akan semakin marah.
    "Jangan percaya kepada Jepi," pinta Olay. "Ia menguping obrolan kami."

    "Jadi, benar kan bahwa kalian membicarakan kami? Kami tidak pernah membicarakan kalian. Kami tidak pernah mengolok-olok, menertawakan pantat kalian yang merah muda itu. Atau jambul kalian yang sungguh lucu," Landi berkata. 
    "Kalian pikir tubuh kalian paling bagus di hutan ini?" Akung bertanya. 
    Celeb dan Olay menunduk."Maafkan kami."
    Tiba-tiba terdengar suara cekikikan. Landi, Akung, Celeb dan Olay menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Jepi berdiri tidak jauh dari mereka. Ia nampak sangat puas. Ketika akan melangkah, Olay buru-buru memanjat pohon, bergelantung dan melompat ke tubuh Jepi.

    "Kamu juga harus bertanggung jawab, Jepi."
    "Lho apa salahku? Yang membicarakan teman adalah kamu dan Celeb."
    "Kamu menyebarkan. Kamu juga menambah-nambahi."
    "Kamu tidak punya bukti."
    "Burung oxpecker di ketiakmu tidak akan berbohong."
    Seketika itu wajah Jepi mengerut. Ia pun menuruti Olay untuk meminta maaf kepada Landi dan Akung.
                                                            ***
    Hutan itu kembali ceria. Akung si kungkang, Landi si landak jawa, Celeb dan Olay si monyet yaki juga Jepi si jerapah kembali berteman dan berjanji tidak akan membicarakan teman lain di belakang. Masing-masing memiliki keunikan dan keistimewaan. Keunikan itulah yang membuat semua binatang istimewa.  
    Tidak ada teman yang suka jika dibicarakan di belakang mereka. 
        


Foto koleksi pribadi

Lokasi : Singapore Zoo


Dongeng ini dibuat dalam rangka kolaborasi menulis dongeng.Baca juga ya tulisan blogger keren lainnya :

Dea Felina

= https://dee-arnetta.blogspot.com/2020/12/petualangan-di-hutan-ajaib.html?m=1

= https>//dee-arnetta.blogspot.com/2020/12/petualangan-di-hutan-ajaib.html?m=1


Anastasia 

= anastasialovich.blogspot.com/2020/12/misteri-patung-menangis-di-kerajaan.html?m=1


Delia

= https://deliaswitlof.blogspot.com/2020/12/putri-mirela.html?m=1

Ardhiana

= https://ceritaceriadinara.blogspot.com/2020/11/bil-dan-bul-hidup-itu-anugerah.html?m=1


Ira Barus

= https://menjile.blogspot.com/2020/12/meji-si-jago-tak-berekor.html

Mariana

= https://cemplungable.blogspot.com/2020/12/si-cantik-yang-sombong-dan-serakah.html

Wanna

https://wannadamanik.blogspot.com/2020/12/katak-gemuk-dan-katak-kurus.html?s


Comments

  1. Wah ini keren, unik. Membuat anak ingin tahu binatang-binatang macam apa tokoh-tokoh cerita ini. Dan pesannya sangat bagus. Mantap Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mbak. Sukses & mantap juga dongeng mba Anastasia

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Pemilihan namanya unik. Btw, tolong link kolaborasi dicantumkan ya. Link ada di telegram (pilih postingan link terakhir ya). Makasiih

    ReplyDelete
  4. Dongengnya edukatif sekali, ada nama-nama satwa dan kebiasaannya juga, plus pesan supaya jangan suka ngomongin orang eh binatang lain, ngena banget.

    ReplyDelete
  5. Wow, lengkap sekali deskripsi hewan2nya , bagus menambah pengetahuan, juga ada nilai2 pelajaran didalamnya ^^

    ReplyDelete
  6. Ceritanya menarik dan menambah wawasan hewan2.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kembar

Diagnosis Rasa (2)