Omong-Omong di Belakang

Image
Semua binatang memiliki keunikan masing-masing       Bunyi dedaunan yang bergerak-gerak membuat Olay dan Celeb menghentikan obrolan mereka. Keduanya sedang bertengger di salah satu cabang pohon favorit mereka, pohon kayu hitam.      "Woi siapa itu?" teriak Olay sambil  mendongak melihat siapakah yang menganggu acara mereka.      "Jangan ganggu kami, dong!" Celeb ikut bersuara. Ia kibaskan  ekornya. Jambul hitamnya ikut bergerak lucu.     Ternyata Jepi si jerapah sedang menarik-narik daun di pohon dengan mulutnya. Lidahnya yang panjang menjulur, melilit daun-daun. Kemudian dengan lidahnya pula ia masukkan dedaunan itu ke mulut.      Tiba-tiba ia  menurunkan leher ke arah Olay dan Celeb. Dua ekor monyet yaki itu terkejut.     "Jepi, hati-hati kalau memanjangkan leher!" protes Olay. "Jangan membuat kami terkejut lagi."     "Hehehehehe maaf. Kalian sedang ngobrolin apa sih? Kelihatan serius sekali," tanya Jepi sambil mulutnya terus mengunya

Mereka yang Terbuai

 




Aku terbang dengan perkasa

Mata elang, kuping lumba-lumba

Waktuku untuk berburu, 

Insan dengan iman kuyu

Selalu kutunggu siapa yang tak tegar

Kumau hati mereka beradu jadi tak sabar


Cakapku maut, sanggup menyusup

Melenakan bagai lagu, sayup-sayup

Menggelitik dan membuat lengah

Lalu oleng, sssttt... lihat! sebentar lagi roboh.


Apiku membesar, suaraku nyaring menggelegar

Mereka mendengar, mereka jelas-jelas mendengar!

Ketika aku sisipkan peringatan

Di tengah-tengah rayuan

Tetapi hati sudah tidak lagi perawan

Tak ada yang bisa kulakukan lagi, kawan. 


Semua kepalang basah.

Mereka lakukan diryah. 

Tawaku pun pecah.

Ya, lubang nista menganga sudah. 


Aku terbang, aku menang.

Mereka asyik bersenang-senang.

Lalu, enak saja mengaku khilaf tergoda syaitan.

Bukankah sudah kuberi peringatan?


Maka ketahuilah, ini pelajaran!



Surabaya, 9 Oktober 2020

Foto dokumen pribadi. Lokasi : Fatih Moskee, Amsterdam. 


Comments

Popular posts from this blog

Kembar

Omong-Omong di Belakang

Diagnosis Rasa (2)