Omong-Omong di Belakang

Image
Semua binatang memiliki keunikan masing-masing       Bunyi dedaunan yang bergerak-gerak membuat Olay dan Celeb menghentikan obrolan mereka. Keduanya sedang bertengger di salah satu cabang pohon favorit mereka, pohon kayu hitam.      "Woi siapa itu?" teriak Olay sambil  mendongak melihat siapakah yang menganggu acara mereka.      "Jangan ganggu kami, dong!" Celeb ikut bersuara. Ia kibaskan  ekornya. Jambul hitamnya ikut bergerak lucu.     Ternyata Jepi si jerapah sedang menarik-narik daun di pohon dengan mulutnya. Lidahnya yang panjang menjulur, melilit daun-daun. Kemudian dengan lidahnya pula ia masukkan dedaunan itu ke mulut.      Tiba-tiba ia  menurunkan leher ke arah Olay dan Celeb. Dua ekor monyet yaki itu terkejut.     "Jepi, hati-hati kalau memanjangkan leher!" protes Olay. "Jangan membuat kami terkejut lagi."     "Hehehehehe maaf. Kalian sedang ngobrolin apa sih? Kelihatan serius sekali," tanya Jepi sambil mulutnya terus mengunya

Surat dan Cinta yang Sekarat (Resensi buku "The Husband's Secret")




Judul buku            : The Husband's Secret (Rahasia sang Suami)

Penulis                      : Liane Moriarty

Penerjemah             : Lingliana

Penerbit                   : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan ke-1, Juni 2016

Cetakan ke-2, Februari 2017

Genre                       : Novel, thriller romance

Dimensi buku        : 20 cm

Jumlah halaman    : 496 

ISBN                     : 978-602-03-3020-4


    Bayangkan jika kita menemukan satu amplop bertuliskan "Untuk istriku, buka saja amplop ini saat aku sudah mati." Kira-kira apakah kita akan membukanya? Apa yang akan kebanyakan perempuan lakukan? Buku ini memiliki hook yang bagus sebagai pembuka. Cecilia Fitzpatrick terpaksa harus masuk ke gudang yang ada di lantai atas. Ia mencari potongan batu Tembok Berlin, untuk ditunjukkan kepada anaknya. Cecilia menjatuhkan tumpukan kotak sepatu milik suaminya, John-Paul. Isinya semburat keluar. Saat itulah ia menemukan amplop bertuliskan "Untuk istriku Cecilia Fitzpatrick. Agar dibuka pada saat kematianku."
    Saya tidak berani membayangkan apa yang dialami Tess. Ia menghadapi suaminya, Will dan sahabatnya, Felicia, yang mengaku telah berselingkuh. Tess memutuskan pergi, mengajak anaknya, Liam, tinggal bersama ibunya di Sydney. 
    Rachel berpikir ia sudah berusaha menjadi mertua yang baik. Hari itu, ia duduk bersama putranya, Rob dan menantunya, Lauren. Ia berpikir akan mendengar kabar baik. Mungkin Lauren hamil lagi. Tetapi ternyata ia salah. Rob mengumumkan bahwa keluarga kecilnya akan pindah ke New York. Lauren mendapat pekerjaan yang bagus di sana. Rachel sangat sedih. Ia tidak akan memiliki siapa-siapa lagi di Sydney. Padahal ia masih terus berkubang dalam kesedihan karena meninggalnya Janie, putri bungsunya. Sampai sekarang Rachel masih diliputi pertanyaan, siapa gerangan pembunuh Janie.
    Tiga perempuan dengan latar belakang dan karakter yang berbeda. Dipertemukan dalam satu tragedi. Bersetting di kota Sydney. 
    Tidak heran jika novel ini menjadi #1 New York Times best seller dan #1 UK best seller. Nama Liane Moriarty memang sudah menjadi jaminan mutu untuk novel-novel yang mengaduk-aduk emosi dan menyuburkan rasa penasaran pembacanya. Membaca buku ini lembar demi lembar, membuat saya seolah sedang menyusun puzzle , dengan cara yang sangat saya nikmati. Tentu saja berakhir dengan lega. 
    Terdiri dari 56 bab. Diawali dengan prolog dan ditutup dengan epilog. Penulis mampu membuat semua tokohnya "hidup". Gambaran fisik dan perceritaan karakter sangat detail dan kuat. Cecilia yang sangat teratur, memiliki banyak kotak untuk menyimpan sesuatu. Kotak-kotak itu selalu diberi label. John-Paul bahkan berkata bahwa dapur Cecilia seperti lemari arsip makanan. Tess digambarkan sebagai perempuan yang tegas dan selalu menenangkan. Rachel adalah sosok yang sangat sensitif. Membuat orang-orang disekitarnya tidak nyaman. 
    Di pertengahan kisah, memang cenderung membosankan dan lambat. Berliku-liku karena sebetulnya penulis sedang membangun "roh tragedi" yang menghubungkan tiga perempuan itu. Tragedi ini bermuara dari terbunuhnya Janie. Membentuk alur maju hingga putri Cecilia mengalami kecelakaan. Tragedi yang memunculkan perasaan bersalah pada diri Cecilia, Tess dan Rachel. Tragedi yang membuat para tokohnya carut marut dan percintaan mereka menjadi sekarat. 
    Lalu, apa isi surat yang ditemukan Cecilia? Apa rahasia besar John-Paul? Saya tidak mau menjadi spoiler. Sebagai gantinya, saya bagikan saja bocoran beberapa quote dari buku ini.    
  • Kebenaran selalu menjadi pilihan yang terbaik
  • Kadang-kadang cinta muncul begitu saja
  • Seluruh dunia terasa remeh bagi wanita yang kehilangan anaknya
  • Jangan katakan kau menyesal. Kau memilih ini. Kau membiarkan ini terjadi
  • Nikmati affair kecilmu yang menjijikkan. Lalu kembalikan suamiku. 
  • Kita tidak akan pernah tahu kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa terjadi atau seharusnya terjadi pada hidup kita. 
  • Beberapa rahasia memang seharusnya tetap dirahasiakan.
Saya menemukan  kejanggalan dalam novel ini. Di awal, diceritakan bahwa amplop yang ditemukan Cecilia berwarna abu-abu. Di halaman lain dinyatakan bahwa amplop yang ditemukan berwarna putih resmi. Atau mungkin yang dimaksud, awalnya amplop itu berwarna putih lalu menjadi abu-abu karena debu. Ada satu kesalahan tulis pada halaman 170. "Salahs atu." Pasti yang dimaksud adalah "salah satu." Kekurangan itu tidak menghalangi saya untuk memberikan lima bintang untuk novel ini. 

Comments

Popular posts from this blog

Kembar

Omong-Omong di Belakang

Diagnosis Rasa (2)